Terung
Terung[1] (Solanum
melongena, di Pulau Jawa lebih dikenal
sebagai terong) adalah tumbuhan penghasil buah
yang dijadikan sayur-sayuran. Asalnya
adalah India dan Sri Lanka[2][3].
Terung berkerabat dekat dengan kentang dan leunca, dan agak jauh dari tomat.
Terung ialah terna
yang sering ditanam secara tahunan. Tanaman ini tumbuh hingga 40-150 cm
(16-57 inci) tingginya. Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya 10-20
cm (4-8 inci) panjangnya dan 5-10 cm (2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah
liar lebih besar dan tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang
melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci) panjangnya. Batangnya biasanya
berduri. Warna bunganya antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah tepung
berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar
lagi untuk jenis yang ditanam.
Dari segi botani, buah yang dikelaskan
sebagai beri memiliki banyak biji
yang kecil dan lembut. Biji itu dapat dimakan tetapi rasanya pahit karena
mengandung nikotin, sejenis alkaloid yang banyak dikandung tembakau.
Sejarah
Terung ialah tumbuhan
pangan yang ditanam untuk buahnya. Asal-usul budidayanya
berada di bagian selatan dan timur Asia sejak zaman prasejarah,
tetapi baru dikenal di dunia Barat tidak lebih awal dari sekitar tahun 1500.
Buahnya mempunyai berbagai warna, terutama ungu, hijau, dan putih. Catatan
tertulis yang pertama tentang terung dijumpai dalam Qí mín
yào shù, sebuah karya pertanian Tiongkok
kuno yang ditulis pada tahun 544[4].
Banyaknya nama bahasa Arab dan Afrika Utara untuk terong serta kurangnya nama Yunani dan Romawi menunjukkan bahwa pohon
ini dibawa masuk ke dunia Barat melewati
kawasan Laut Tengah oleh bangsa Arab pada awal Abad Pertengahan. Nama ilmiahnya, Solanum
melongena, berasal dari istilah Arab abad ke-16 untuk sejenis tanaman terung.
Karena terung merupakan anggota Solanaceae, buah terung pernah dianggap beracun,
sebagaimana buah beberapa varietas leunca dan kentang. Sementara buah terung
dapat dimakan tanpa dampak buruk apa pun bagi kebanyakan orang, sebagian orang
yang lain, memakan buah terung (serupa dengan memakan buah terkait seperti tomat,
kentang, dan merica
hijau atau lada) bisa berpengaruh pada kesehatan. Sebagian
buah terung agak pahit dan mengiritasi perut serta mengakibatkan gastritis.
Karena itulah, sebagian sumber, khususnya dari kalangan kesehatan alami,
mengatakan bahwa terung dan genus terkait dapat mengakibatkan atau memperburuk artritis dengan kentara dan justru itu, harus
dijauhi oleh mereka yang peka terhadapnya.[5]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar